Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

GET TO KNOW : READING SLUMP

Gambar
oleh: Alodya Keiko   Sumber : pinterest Orang yang gemar membaca biasanya dapat menghabiskan banyak buku dalam satu hari. Namun ada satu fase dimana seseorang yang gemar membaca, tiba-tiba merasa tidak tertarik untuk membaca. Fase ini dinamakan Reading Slump atau kemerosotan membaca. Reading Slump pada dasarnya adalah ketidakmampuan untuk membaca. Pembaca tidak dapat membaca buku dan itu bukan karena alurnya yang terlalu lambat atau pembaca tidak menyukai karakter dan tidak dapat menyelesaikannya. Namun karena semata-mata pembaca merasa tidak mampu untuk membaca. Menurut Urban Dictionary, Reading Slump merupakan mimpi terburuk bagi orang yang gemar membaca. Reading Slump ini seringkali membuat orang merasa tidak produktif dan kadangkala membuat frustasi. Biasanya Reading Slump dimulai secara bertahap. Tahap pertama biasanya terjadi di tengah-tengah kegiatan membaca dan tiba-tiba merasa kehilangan ketertarikan akan cerita. Tahap kedua dimana pembaca akan merasa ‘malas’ dan me

Haruskah Anak Mengerti Neurodivergensi?

oleh : Arif Dhiya Aryaputra Pernahkah kamu mendengar tentang Neurodivergensi? Neurodivergensi merupakan istilah sosiologi yang dikenalkan oleh Judy Singer pada akhir 90-an. Neurodivergensi merujuk pada keberagaman suasana mental dan fungsi otak manusia yang meliputi kondisi autisme, ADHD, Bipolar, Sindrom Asperger, Disleksia dan kondisi abnormal lainnya. Neurodivergensi menjadi dasar gagasan bahwa perbedaan sistem saraf merupakan hal yang wajar dan menjadi variasi alami yang tidak menjadi pilihan bagi penderitanya. Seorang psikiater John Hopkins University, Leo Kanner dalam bukunya yang berjudul Pedoman Penanganan dan Pendidikan Autisme mengungkapkan bahwa anak-anak dengan Neurodivergensi cenderung memiliki ciri khas menarik dalam perilaku sosialnya seperti menarik diri dari pergaulan, mengalihkan pandangan dari orang lain, tak berbicara, serta cenderung melakukan aktivitas tertentu secara repetitive atau berulang. Hal ini diperparah dengan berbagai stigma dan stereotip dalam masyaraka