Postingan

Kisah Tentang Pecel Ayam dan Pecel Lele

#DiaryOfIndependentMan Kalau disuruh memilih, mana antara pecel ayam atau pecel lele, kebanyakan anak-anak tentu lebih memilih pecel ayam. Barangkali bukan cuma anak-anak, orang dewasa pun begitu. Kita tahu, keduanya memiliki rating level yang lumayan jauh. Pecel lele bisa dibeli seharga 12.000/13.000-an, pecel ayam bisa lebih dari 15.000. Tapi suatu hari, ketika saya masih kecil, kurang tahu pastinya usia berapa, mungkin sekitar 6/7 tahun. Saya diajak mampir sama Bapak saya ke pecel lele pinggir jalan. Dia bilang, saya mau apa? Pecel lele atau pecel ayam? Naluri anak-anak saya berhasrat ingin pecel ayam. Walau memori-memori lain berteriak pecel lele, karena memang keluarga saya lebih sering beli pecel lele ketimbang pecel ayam. Karena harganya yang jauh lebih murah. Ya, waktu itu masih awal tahun 2000-an, konsumsi ayam itu masih sangat “mewah” untuk kalangan low-middle class seperti saya dan keluarga. Akhirnya, saya pilih pecel lele. Karena saya takut, pecel ayam itu mahal. Say

Sekapur Sirih tentang Bagaimana Mengakhiri Kebodohan Semacam Ini?

Gambar
  Dalam proses kebudayaan manusia, era digital menyuguhkan pola hidup baru yang melampaui kondisi zaman sebelum kita mengenal teknologi. Pola hidup yang jauh lebih mudah, efektif, disertai dengan bergulirnya informasi –yang tidak hanya cepat, tetapi juga liar- membentuk suatu masyarakat digital. Dan seperti fenomena kebudayaan yang selama ini berlangsung, selalu ada saja masalah baru yang patut diceritakan. Dalam konteks sastra, kita mengenalnya sebagai muara penciptaan suatu karya: mendramatisasi isu yang berkembang di tengah masyarakat. Menariknya, penulisan karya sastra (katakanlah cerpen) dengan tema era digital, mengkonstruksi corak baru yang tidak lagi terkungkung pada situasi sosial suku tertentu, melainkan masyarakat Indonesia secara keseluruhan yang disatukan dalam terminologi ‘masyarakat digital’. Menyadari pentingnya mempotret realita di era digital, kumpulan cerpen Bagaimana Mengakhiri Kebodohan Semacam Ini hadir sebagai sebuah apresiasi kepada 25 cerita terbaik dalam s

GET TO KNOW : READING SLUMP

Gambar
oleh: Alodya Keiko   Sumber : pinterest Orang yang gemar membaca biasanya dapat menghabiskan banyak buku dalam satu hari. Namun ada satu fase dimana seseorang yang gemar membaca, tiba-tiba merasa tidak tertarik untuk membaca. Fase ini dinamakan Reading Slump atau kemerosotan membaca. Reading Slump pada dasarnya adalah ketidakmampuan untuk membaca. Pembaca tidak dapat membaca buku dan itu bukan karena alurnya yang terlalu lambat atau pembaca tidak menyukai karakter dan tidak dapat menyelesaikannya. Namun karena semata-mata pembaca merasa tidak mampu untuk membaca. Menurut Urban Dictionary, Reading Slump merupakan mimpi terburuk bagi orang yang gemar membaca. Reading Slump ini seringkali membuat orang merasa tidak produktif dan kadangkala membuat frustasi. Biasanya Reading Slump dimulai secara bertahap. Tahap pertama biasanya terjadi di tengah-tengah kegiatan membaca dan tiba-tiba merasa kehilangan ketertarikan akan cerita. Tahap kedua dimana pembaca akan merasa ‘malas’ dan me

Haruskah Anak Mengerti Neurodivergensi?

oleh : Arif Dhiya Aryaputra Pernahkah kamu mendengar tentang Neurodivergensi? Neurodivergensi merupakan istilah sosiologi yang dikenalkan oleh Judy Singer pada akhir 90-an. Neurodivergensi merujuk pada keberagaman suasana mental dan fungsi otak manusia yang meliputi kondisi autisme, ADHD, Bipolar, Sindrom Asperger, Disleksia dan kondisi abnormal lainnya. Neurodivergensi menjadi dasar gagasan bahwa perbedaan sistem saraf merupakan hal yang wajar dan menjadi variasi alami yang tidak menjadi pilihan bagi penderitanya. Seorang psikiater John Hopkins University, Leo Kanner dalam bukunya yang berjudul Pedoman Penanganan dan Pendidikan Autisme mengungkapkan bahwa anak-anak dengan Neurodivergensi cenderung memiliki ciri khas menarik dalam perilaku sosialnya seperti menarik diri dari pergaulan, mengalihkan pandangan dari orang lain, tak berbicara, serta cenderung melakukan aktivitas tertentu secara repetitive atau berulang. Hal ini diperparah dengan berbagai stigma dan stereotip dalam masyaraka

Laporan Pertanggungjawaban Juri Lomba Cipta Cerpen FLS Kota Depok

Gambar
“Mengelola keberagaman”, sebuah isu yang begitu dekat dengan masyarakat Indonesia. Menariknya, tema tersebut kemudian diolah dalam imajinasi para pengarang muda yang masih berstatus pelajar putih-biru. Menulis cerpen, tentu bukan perkara mudah. Banyak detail-detail yang harus diperhatikan. Teknik penulisan yang masih harus diasah, ide-ide cerita yang perlu digali lebih dalam, serta teknik pengembangan alur yang masih harus dipelajari lebih serius. Singkat kata, memang masih jauh dari kata matang. Namun, berbekal keberanian untuk mengarang sejak dini, dapat melesatkan potensi. Tinggal bagaimana potensi itu disiasati agar bisa tumbuh berkali-kali lipat lebih cepat dari pertambahan usia. Secara keseluruhan, sepuluh naskah yang masuk babak final, telah menunjukkan bagaimana realitas dikembangkan dalam imajinasi anak. Alih-alih menulis cerita yang terkesan “cerita anak” atau cerpen khas “Majalah Bobo”, naskah yang masuk berhasil memotret kehidupan sosial Indonesia ke dalam sebuah cerit

Tips Betah Diam Di Rumah Selama Masa Pandemi Corona

Gambar
                                            Belum genap sebulan sejak WHO menetapkan kasus virus corona (covid-19) sebagai pandemi, rasa-rasanya sulit juga untuk bertahan di rumah. Saya termasuk orang yang tidak terlalu suka dengan kesibukan di luar, tapi bertahan di rumah seharian suntuk juga tidak menyenangkan. Padahal negara Indonesia belum sepenuhnya memberlakukan lockdown secara paripurna, alias penuh, tapi tetap saja jemu sekali rasanya tidak bisa having fun ke luar rumah seraya memperoleh pengalaman yang baru. Saya mulai stay at home tanggal 22 Maret. Pergi ke luar rumah hanya untuk belanja kebutuhan, ke ATM, bayar tagihan, dan hal kecil lainnya. Titik jenuh? Sudah pasti datang bertubi-tubi. Walau tidak jarang, saya justru merasa waktu begitu cepat berlalu. Apalagi menjelang Kamis, karena di hari itu saya pasti sedang dibully sama tugas kuliah. Hehe. Barangkali, ini beberapa hal yang bisa membantu kamu untuk betah stay di rumah. Terima kasih buat sahabat-sahab

Membongkar Ideologi di Balik Pembebasan Narapidana Korupsi

Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly mengusulkan revisi Peraturan Pemerintah Nomor   99 Tahun 2012 tentang syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. Hal ini untuk mencegah penyebaran virus corona (covid-19) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Yasonna merinci setidaknya empat kriteria narapidana yang bisa dibebaskan melalui mekanisme revisi PP tersebut. Kriteria pertama, narapidana kasus narkotika dengan syarat memiliki masa pidana 5-10 tahun yang sudah menjalani dua per tiga masa tahanan. Kriteria kedua, narapidana kasus tindak pidana korupsi yang sudah menjalani 2/3 masa tahanan. Kriteria ketiga, narapidana tindak pidana khusus yang mengidap sakit kronis dan telah menjalani 2/3 masa tahanan. Kriteria terakhir, berlaku bagi narapidana WNA asing sebanyak 53 orang. (CNN Indonesia, 2/4/2020) Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW), Donal Fariz, menilai Yasonna tengah memanfaatkan situasi krisis. Menurut ICW, selama 2015-20